Bukittinggi, kota terbesar kedua dari Provinsi Sumatera Barat, terkenal sebagai destinasi wisata yang berhawa sejuk. Lain itu, kota ini juga dikenal dengan wisata kulinernya yang beragam dan khas. Salah satu wisata kuliner yang tenar dari kota Bukittinggi adalah Pical Sikai. Kuliner seperti apakah itu? Makanan yang satu ini menyerupai pecel yang menjadi ciri khas menu tradisional di pulau Jawa. Bedanya, pada Pical Sikai ini ada jantung pisang dan rebung di antara sayuran rebus lainnya. Rebung yang dipakai adalah rebung muda sedangkan jantung pisangnya harus pisang batu. Kecuali kol yang dibiarkan tetap mentah dan segar, selebihnya semua sayuran direbus.
Soal bumbunya, juga berbeda dengan pecel
ala Jawa. Bumbu kacang Pical Sikai lebih encer dan tidak terlalu manis.
Bumbu itu diramu dari campuran kacang tanah yang ditumbuk sampai halus
dan ditambahkan cabai serta gula merah. Tak heran jika banyak yang
menilai pecel bercita rasa khas Minang ini rasanya cenderung asin dan
pedas.
Pada saat menyajikan ke pembeli, Pical
Sikai ditaburi kerupuk merah. Kemudian tidak ketinggalan keripik
singkong atau yang biasa disebut Karupuak Sanjai. Pokoknya, wuenak gila.
Kuliner Pical Sikai ini tak bisa didapatkan di semua tempat. Warung
yang menjualnya khusus. Warung itu terletak tidak jauh dari kawasan
Benteng Fort de Kock. Tepatnya di gang Almanzari, persis didepan Masjid
Al-Ikhwan, jalan Panorama. no 19 C. Tak usah bingung saat mencari tempat
spesial ini. Sebab, ketika sudah di depan gang, sudah ada papan
petunjuk yang mengarahkan warung Pical Sikai.Jika masih kesulitan mencari posisi warung, tinggal tanya ke penduduk. Maka dengan mudah, akan ditunjukkan lokasi persisnya. Sebagai ilustrasi, begitu terkenalnya warung itu, sehingga orang yang mengirim paket atau surat tak perlu menyebutkan alamat lengkap. “Ditulis Pical Sikai saja, semua orang Bukittinggi sudah tahu di mana letaknya,” kata Reni Afrianti (36), saudara Nelly yang ikut mengelola warung tersebut.
Ketika sudah memasuki warung Pical Sikai, jangan membayangkan bahwa tempatnya akan mewah. Sebaliknya sangat bersahaja. Kedai hanya memiliki pintu tunggal yang diapit oleh jendela besar beratapkan seng. Dindingnya berwarna biru muda dan di bagian dalam didominasi dengan warna kuning. Terdapat sebuah meja panjang yang biasa digunakan untuk meracik Pical Sikai. Lalu ada tampah besar berisikan sayur dan panci batik berisikan bumbu pecel.
Menurut Uni Iren, panggilan akrab Reni, warung Pical Sikai sudah berusia lebih dari 60 tahun. Warung tersebut pertama kali didirikan oleh bibinya, Kairiyah, pada tahun 1948. “Bibi saya sering dipanggil Si Kai, makanya diberi nama Pical Sikai,” ungkapnya.
Warung Pical Sikai buka setiap hari dari pukul 08.00 WIB sampai 18.00 WIB. Rata-rata sehari terjual 100 porsi habis “Saat hari Minggu, hampir sepanjang hari warung ini penuh. Itu dikarenakan pical ini enak dinikmati pagi, siang, maupun sore,”tambah Iren.
Nah, jika berlibur ke Kota Wisata Jam Gadang, sempatkan mencicipi Pical Sikai. Banyak orang terkenal telah mencicipinya. Mulai dari mantan menteri Azwar Anas sampai dengan penyair ternama Taufik Ismail.
Eits, satu lagi. Waktu yang paling pas untuk menikmati Pical Sikai ini disarankan pada pagi hari. Itu dikarenakan bertepatan dengan warga sekitar saat pulang jogging dari Janjang Koto Gadang. Selamat mencoba. (Bob) sumber efekgila.com
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, dan dibagikan !!!