BARU-BARU ini publik diramaikan petisi di laman
change.org yang beredar di sosial media tentang Oki Setiana Dewi. Di
dalam petisi yang sudah diikuti sebanyak 448 orang ini mempertanyakan
gelar ustadzah yang diberikan pada presenter dan artis sinetron
tersebut.
“Stop tayangan yang menayangkan Oki Setiana Dewi dengan penyebutan gelar ustadzah. Dari sekian banyak kebohongan itu, sungguh tidak pantas orang seperti beliau memberikan kajian agama apalagi menyandang gelar ustadzah,” tulis petisi itu.
Petisi tersebut memang amat provokatif dan secara terang-terangan mengajak publik untuk tidak menyukai ibu dua anak yang namanya melejit setelah membintangi film fenomenal “Cinta Bertasbih”.
Dalam petisi tersebut juga dituliskan beberapa alasan mengapa tayangan harus dihentikan. Di antaranya terkait Oki yang dianggap melakukan pembohongan publik tentang short course (kuliah) lewat jalurs mustami, masih belum fasih dalam pelafalan hadist dan ayat-ayat yang disampaikan dalam kajiannya, hingga Oki selalu memamerkan hal yang bersifat duniawi, baik dalam akun instagram maupun dalam tayangan infotainment.
Tiga hari setelah munculnya petisi, Oki Setiana Dewi tidak tampak di dua program televisi Islam Itu Indah dan Curahan Hati Perempuan di Trans TV. Namun ia memposting video melalui akun instagramnya yang langsung direspon positif oleh publik.
“Assalamualaikum sahabat semua. Mohon maaf, pagi ini saya tidak bisa hadir di Islam Itu Indah dan Curahan Hati Perempuan karena ada peresmian butik OSD dan pengajian di daerah Tanah Bumbu, Banjarmasin. Insya Allah kita jumpa disana, ya. Dah.” Kata Oki melalui akun instagramnya (@okisetianadew)
Oki Setiana Dewi juga berpendapat kalau ia akan tetap menjalankan aktifitas dakwah seperti selama ini karena sang suami, Ory Vitrio, terus memberi dukungan.
“Lagipula mau panggil saya adik, kakak, teteh, mba, nama saya atau apapun silahkan. Toh itu hanya panggilan dari manusia. Saya hanya fokus terus memperbaiki diri saya dalam berbagai hal,” tambah Oki.
Kasus Oki menunjukkan hal yang sensitif di publik. Bagaimana pun, gelar ustadzah tak bisa disematkan hanya karena satu prestasi belaka. Banyak kriteria yang harus dibuktikan plus pengakuan dari masyarakat. Maklum, gelar itu bukan hiasan. Namun bisa sebagai panutan. (YS)
“Stop tayangan yang menayangkan Oki Setiana Dewi dengan penyebutan gelar ustadzah. Dari sekian banyak kebohongan itu, sungguh tidak pantas orang seperti beliau memberikan kajian agama apalagi menyandang gelar ustadzah,” tulis petisi itu.
Petisi tersebut memang amat provokatif dan secara terang-terangan mengajak publik untuk tidak menyukai ibu dua anak yang namanya melejit setelah membintangi film fenomenal “Cinta Bertasbih”.
Dalam petisi tersebut juga dituliskan beberapa alasan mengapa tayangan harus dihentikan. Di antaranya terkait Oki yang dianggap melakukan pembohongan publik tentang short course (kuliah) lewat jalurs mustami, masih belum fasih dalam pelafalan hadist dan ayat-ayat yang disampaikan dalam kajiannya, hingga Oki selalu memamerkan hal yang bersifat duniawi, baik dalam akun instagram maupun dalam tayangan infotainment.
Tiga hari setelah munculnya petisi, Oki Setiana Dewi tidak tampak di dua program televisi Islam Itu Indah dan Curahan Hati Perempuan di Trans TV. Namun ia memposting video melalui akun instagramnya yang langsung direspon positif oleh publik.
“Assalamualaikum sahabat semua. Mohon maaf, pagi ini saya tidak bisa hadir di Islam Itu Indah dan Curahan Hati Perempuan karena ada peresmian butik OSD dan pengajian di daerah Tanah Bumbu, Banjarmasin. Insya Allah kita jumpa disana, ya. Dah.” Kata Oki melalui akun instagramnya (@okisetianadew)
Oki Setiana Dewi juga berpendapat kalau ia akan tetap menjalankan aktifitas dakwah seperti selama ini karena sang suami, Ory Vitrio, terus memberi dukungan.
“Lagipula mau panggil saya adik, kakak, teteh, mba, nama saya atau apapun silahkan. Toh itu hanya panggilan dari manusia. Saya hanya fokus terus memperbaiki diri saya dalam berbagai hal,” tambah Oki.
Kasus Oki menunjukkan hal yang sensitif di publik. Bagaimana pun, gelar ustadzah tak bisa disematkan hanya karena satu prestasi belaka. Banyak kriteria yang harus dibuktikan plus pengakuan dari masyarakat. Maklum, gelar itu bukan hiasan. Namun bisa sebagai panutan. (YS)
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, dan dibagikan !!!