Kenapa Suporter Mengadu ke SBY, Bukan Jokowi-Nahrawi?

PRESIDEN ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono ternyata masih kuat aura kepemimpinannya. Pria yang akrab disapa SBY ini bersama rombongan “Tour De Java” disambut meriah suporter PSIS Semarang, Panser Biru dan Snex di restoran Soto Bangkong, Semarang. Soal kisruh sepakbola, kenapa mereka malah mengadu ke SBY, bukan pada Presiden Joko Widodo atau Menpora Imam Nahrawi?
Bisa jadi, masyarakat bola, tak terkecuali di Semarang, kesal dengan pembekuan PSSI oleh Menpora hingga mematikan sepakbola selama setahun ini. Perintah Jokowi agar pembekuan dicabut, akhirnya diralat jadi “cuma dalam batas dikaji”. Selasa lalu Ketua Tim Ad Hoc bentukan FIFA kembali bertemu Jokowi, tapi publik terlanjur jengkel dengan sikap maju-mundur Jokowi-Nahrawi.
Alhasil, rakyat mulai membandingkan. Di era SBY sekalipun ada PSSI ada kasus, koreksi jalan, tapi bisnis sepakbola juga tetap jalan. Di Semarang, SBY beserta istri didampingi oleh Waketum PSSI Hinca Panjaitan, Ketua Komisi X DPR RI  Teuku Riefky Harsya, mantan Menpora Roy Suryo dan rombongan.
Mereka menyerap aspirasi suporter terkait kasus sepakbola yang berlarut-larut. Suporter pun menyanyikan yel-yel tanpa henti. SBY pun menghampiri mereka. “Selamat datang di bumi panser biru, Pak SBY. Salam Sepakbola,” ujar salah satu suporter.
SBY mendukung pencabutan SK Pembekuan PSSI. (Foto: Tribunnews)
SBY mendukung pencabutan SK Pembekuan PSSI. (Foto: Tribunnews)
SBY dan partainya terus berkomitmen untuk kemajuan pesepakbolaan nasional. Ia pun berharap agar pemerintah dan stake holder terkait, segera menyelesaikan kasus berkepanjangan ini. Semua ingin sepakbola Indonesia normal kembali, pemain nasional bisa bermain di laga internasional, serta tim dari luar negeri bisa bertandang ke Indonesia. “Hinca juga sedang berusaha agar urusan PSSI segera selesai, bisa kembali normal dan sepakbola kita berjaya kembali,” ungkap SBY.
“Pak SBY, tolong bantu selamatkan pesepakbolaan kita. Stake holder sepakbola bukan cuma suporter saja. Ada pedagang, juru parkir. Mereka juga kebingungan. Mohon jangan pakai lama, segera,” ujar Fitan, perwakilan Snex.
Fitan meminta agar internal PSSI diperbaiki. Tapi ia berpesan, jangan karena masalah satu atau dua orang di PSSI, seluruh rakyat Indonesia yang menjadi korban. “Silakan berantas mafia di PSSI, tapi jangan PSSI-nya. Tidak semua pengurus PSSI jelek, Pak. Kalau mau berantas, ya tikusnya, jangan rumahnya,” ucapnya.
Sementara itu Wisnu Adi dari Panser Biru mengaku kepada SBY bahwa saat ini suporter bola mengalami kegalauan selama 11 bulan terakhir. Panser Biru pun meminta jenderal purnawirawan TNI tersebut untuk membekingi suporter bola.
“11 bulan sepakbola tidak kondusif. Ini mirip ketika 2013 ada dualisme di PSSI, tapi Pak Roy Suryo yang dengan sigap menyelesaikan, hingga tak berlarut-larut. Saya minta ke Pak SBY, bila kami beraksi untuk mengembalikan kejayaan PSSI, mohon jaminan dan perlindungan dari Pak SBY dan bapak-bapak lainnya. Selama ini kami tidak ada bekingnya,” tambah Wisnu.
SBY sangat ingin sepakbola Indonesia bisa berjalan normal kembali. (Foto: fdemokrat)
SBY, sangat ingin sepakbola Indonesia bisa berjalan normal kembali. (Foto: fdemokrat)
Menanggapi aspirasi para suporter, SBY pun meminta kepada Ketua komisi X DPR RI, Teuku Riefky menyampaikan suara suporter sepakbola itu kepada pemerintah. “Pak Teuku kan mitra Menpora. Bapak dapat amanah dari Semarang dan rakyat indonesia. Tolong sampaikan baik-baik kepada Menpora, rakyat sudah tidak sabar menunggu pulihnya sepakbola dan PSSI. Ini suara rakyat. Jangan main-main sama suara rakyat,” tegas Ketum Demokrat itu.
Sebelum mengakhiri pertemuan dengan sesi foto bersama, SBY melontarkan harapan. “Maturnuwun sepakbola. Semoga kita bertemu lagi, bukan di warung soto, tapi di lapangan bola,” tutupnya yang segera disambut hangat suporter.
Suporter sepakbola Tanah Air agaknya sudah sangat jenuh dengan kisruh yang melanda persepakbolaan Indonesia. Hal ini bisa terlihat ketika suporter Panser Biru tersebut lebih memilih mengadu ke SBY, ketimbang menyampaikan uneg-uneg kepada PSSI maupun pemerintah, baik Jokowi maupun Nahrawi.
Mestinya, kehadiran Jokowi di pembukaan Piala Bhayangkara di Bandung, Kamis (17/3) jadi momentum baik. Mau pencitraan atau murni dari hati, suporter tidak peduli. Asal dari mulutnya keluar perintah yang didengar langsung suporter, semua akan yakin. Hentikan pembekuan, bukan kaji pembekuan! Tanpa ralat, pelurusan, atau sejenisnya. (BM) Sumber : Efekgila.com
Share on Google Plus

About Mr.K

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, dan dibagikan !!!