JAKARTA - Kehadiran tarekat dinilai memiliki potensi besar untuk semakin memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Amalan-amalan tarekat terbukti mampu memadukan ajaran Islam dalam konteks berbangsa dan bernegara.
“Islam di Indonesia tidak hanya menggunakan pendekatan fikih-formalistik yang cederung hitam-putih, tapi juga memperkuat ajaran Islam yang santun, ramah, dan toleran terhadap perbedaan,” ujar Mudir Jamiyah Ahli al-Thariqah al-Mu’tabarah al-Nahdliyah (Jatman) DKI Jakarta KH Wahfiuddin Sakam.
Pada Senin, 11 April 2016 malam lalu, KH Wahfi didaulat memberi tausyiah pada pelantikan pengurus Mahasiswa Ahli al-Thariqah al-Mu’tabarah al-Nahdliyah (MATAN) Cabang Ciputat dan Komisariat UI, IPB, UNU Indonesia, UNJ, dan STIKIP Kusuma Negara, di Ciputat.
Dalam kesempatan itu, dia menilai kebesaran Islam di Indonesia tak lepas dari guru-guru mursyid tarekat seperti Syeikh Nawawi al-Bantani, Syekh Yasin al-Padani, Syaikh Khotib Sambas,Syeikh Nuruddin ar-Raniri, Syeikh Abdussamad al-Palimbangi, dan para wali penyebar Islam di Jawa.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, dan dibagikan !!!